Pacu jawi merupakan salah satu alek anak Nagari yang
diselenggarakan secara rutin dan bergantian oleh empat kecamatan di
Kabupaten Tanah Datar, Keempat ecamatan tersebut adalah Kecamatan Pariangan, Kec
Lima Kaum, Kec Rambatan dan Kec Sungai Tarab. Menurut ceritanya kegiatan ini sudah
dilangsungkan sejak jaman nenek moyang dulu yang memiliki makna sebagai
ungkapan rasa syukur setelah panen tiba dan merupakan kegiatan pengisi waktu
menunggu musim tanam berikutnya.
Dalam bahasa Indonesia pacu jawi artinya
balapan sapi, kegiatan yang hampir mirip dengan karapan sapi, tapi berbeda
gelanggangnya. Pacu jawi diadakan di lahan yang berlumpur pada sawah pasca
panen. Sawah yang digunakan sebagai gelanggang acara balapan itu disebut sawah
pacuan. Jika ditilik dari penggunaan istilah balapan, yang terlintas dalam pikiran
kita tentunya kita akan melihat sapi-sapi berpacu dengan pasangan sapi
lawannya namun ternyata tidak demikian dengan atraksi pacu jawi ini. Pasangan
sapi itu tidak berlomba sebagaimana dalam arena balapan, mereka tidak berpacu
dengan sapi-sapi lainnya.
Dua ekor sapi akan dikendalikan oleh joki yang
berdiri pada alat yang dinamakan pasangan bajak, alat yang memang merupakan
salah satu peralatan dalam bersawah, yang dipasangkan pada masing-masing sapi. Joki berpegangan pada ekor sapi, “mengendarai” sapi agar berlari dalam lintasan yang lurus dengan waktu secepat-cepatnya. Untuk
membuat sapi berlari joki akan menarik ekor kedua sapi tersebut dan bahkan
jika perlu joki akan menggigit ekor sapi yang menyebabkan semakin kencang lari si jawi, mungkin karena rasa sakit.
Dalam menentukan pemenang,
penilaian dilakukan dengan melihat waktu yang ditempuh untuk sampai diakhir
lintasan dan lurus tidaknya sapi itu berlari didalam lintasan. Uniknya pada
atraksi ini tidak ada hadiah yang diperbutkan, acara ini semata-mata kegiatan
hiburan, oleh karenanya supaya acara menjadi meriah, pada saat itupun digelar
pasar, banyak orang yang berjualan makanan dan minuman, serta diadakan hiburan
lainnya, beralasan memang karena acara ini berlangsung cukup lama. Area sawah
yang digunakan untuk pasar disebut sawah balai. Selama acara berlangsung kita
bisa mendengarkan musik tradisional Minang yang disebut talempong pacik.
Apa
keuntungan yang dapat diambil oleh para pemilik sapi dan pemilik sawah yang
areal sawahnya digunakan sebagai gelanggang pacu jawi ini? sebagaimana yang diceritakan salah seorang panitia, keuntungan yang didapatkan oleh pemilik sapi, adalah harga sapi akan jadi lebih tinggi jika sapi itu ditetapkan sebagai pemenang.
Sedangkan bagi pemilik sawah, kegiatan mengolah sawahnya akan dilaksanakan
secara bergotong royong antara panitia dan masyarakat. Sawah dan pematang akan diperbaiki tanpa membayar upah. Oleh karena itu setiap kali akan diadakan
acara pacu jawi, masyarakat dan pemilik lahan akan diajak bermusyawarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar