Senin, 07 Maret 2016

Pacu Jawi Alek Anak Nagari



Pacu jawi merupakan salah satu alek anak Nagari yang diselenggarakan secara rutin dan bergantian oleh empat  kecamatan di Kabupaten Tanah Datar,  Keempat  ecamatan tersebut adalah Kecamatan Pariangan, Kec Lima Kaum, Kec Rambatan dan Kec Sungai Tarab. Menurut ceritanya kegiatan ini sudah dilangsungkan sejak jaman nenek moyang dulu yang memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur setelah panen tiba dan merupakan kegiatan pengisi waktu menunggu musim tanam berikutnya. 

Dalam bahasa Indonesia pacu jawi artinya balapan sapi, kegiatan yang hampir mirip dengan karapan sapi, tapi berbeda gelanggangnya. Pacu jawi diadakan di lahan yang berlumpur pada sawah pasca panen. Sawah yang digunakan sebagai gelanggang acara balapan itu disebut sawah pacuan. Jika ditilik dari penggunaan istilah balapan, yang terlintas dalam pikiran kita tentunya kita akan melihat sapi-sapi berpacu dengan pasangan sapi lawannya namun ternyata tidak demikian dengan atraksi pacu jawi ini. Pasangan sapi itu tidak berlomba sebagaimana dalam arena balapan, mereka tidak berpacu dengan sapi-sapi lainnya. 

Dua ekor sapi akan dikendalikan oleh joki yang berdiri pada alat yang dinamakan pasangan bajak, alat yang memang merupakan salah satu peralatan dalam bersawah, yang dipasangkan pada masing-masing sapi. Joki berpegangan pada ekor sapi, “mengendarai” sapi agar berlari dalam lintasan yang lurus dengan waktu secepat-cepatnya. Untuk membuat sapi berlari joki akan menarik ekor kedua sapi tersebut dan bahkan jika perlu joki akan menggigit ekor sapi yang menyebabkan semakin kencang lari si jawi, mungkin karena rasa sakit. 


Ternyata tidak mudah untuk bisa mengendalikan sapi agar terus berlari kencang dalam gelanggang dan tetap berlari lurus dalam lintasan. Tidak sedikit joki yang jatuh dan akhirnya bermandi lumpur dibuatnya, tapi sungguh disitulah letak serunya, penonton akan ikut cemas dan berteriak kalau joki terjerambab. 

Dalam menentukan pemenang, penilaian dilakukan dengan melihat waktu yang ditempuh untuk sampai diakhir lintasan dan lurus tidaknya sapi itu berlari didalam lintasan. Uniknya pada atraksi ini tidak ada hadiah yang diperbutkan, acara ini semata-mata kegiatan hiburan, oleh karenanya supaya acara menjadi meriah, pada saat itupun digelar pasar, banyak orang yang berjualan makanan dan minuman, serta diadakan hiburan lainnya, beralasan memang karena acara ini berlangsung cukup lama. Area sawah yang digunakan untuk pasar disebut sawah balai. Selama acara berlangsung kita bisa mendengarkan musik tradisional Minang yang disebut talempong pacik. 

Apa keuntungan yang dapat diambil oleh para pemilik sapi dan pemilik sawah yang areal sawahnya digunakan sebagai gelanggang pacu jawi ini? sebagaimana yang diceritakan salah seorang panitia, keuntungan yang didapatkan oleh pemilik sapi, adalah harga sapi akan jadi lebih tinggi jika sapi itu ditetapkan sebagai pemenang. Sedangkan bagi pemilik sawah, kegiatan mengolah sawahnya akan dilaksanakan secara bergotong royong antara panitia dan masyarakat. Sawah dan pematang akan diperbaiki tanpa membayar upah. Oleh karena itu setiap kali akan diadakan acara pacu jawi, masyarakat dan pemilik lahan akan diajak bermusyawarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar